Welcome to bocah koplak's blog Thank's to visit...!!!! don't forget? follow me please...
Jumat, 29 November 2013
Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak Milik Intelektual
Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak Milik Intelektual
adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya. Istilah atau terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hak milik dari si pencipta ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian isinya.[2] Istilah HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual. Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun dijual.
Kumpulan Artikel Hak Kekayaan Intelektual
Adapun kekayaan intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan lain-lain yang berguna untuk manusia. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Sistem HKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak eklusif yang diberikan Negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain dan sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas) nya dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Disamping itu sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.
== Teori Hak Kekayaan Intelektual ==
· Teori Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sangat dipengaruhi oleh pemikiran John Locke tentang hak milik. Dalam bukunya, Locke mengatakan bahwa hak milik dari seorang manusia terhadap benda yang dihasilkannya itu sudah ada sejak manusia lahir. Benda dalam pengertian disini tidak hanya benda yang berwujud tetapi juga benda yang abstrak, yang disebut dengan hak milik atas benda yang tidak berwujud yang merupakan hasil dari intelektualitas manusia.
· Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang HKI di Indonesia telah ada sejak tahun 1840. Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan undang-undang pertama mengenai perlindungan HKI pada tahun 1844. Selanjutnya, Pemerintah Belanda mengundangkan UU Merek tahun 1885, Undang-undang Paten tahun 1910, dan UU Hak Cipta tahun 1912. Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-Indies telah menjadi angota Paris Convention for the Protection of Industrial Property sejak tahun 1888, anggota Madrid Convention dari tahun 1893 sampai dengan 1936, dan anggota Berne Convention for the Protection of Literaty and Artistic Works sejak tahun 1914. Pada zaman pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 sampai dengan 1945, semua peraturan perundang-undangan di bidang HKI tersebut tetap berlaku. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peralihan UUD 1945, seluruh peraturan perundang-undangan peninggalan Kolonial Belanda tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan UUD 1945. UU Hak Cipta dan UU Merek tetap berlaku, namun tidak demikian halnya dengan UU Paten yang dianggap bertentangan dengan pemerintah Indonesia. Sebagaimana ditetapkan dalam UU Paten peninggalan Belanda, permohonan Paten dapat diajukan di Kantor Paten yang berada di Batavia (sekarang Jakarta), namun pemeriksaan atas permohonan Paten tersebut harus dilakukan diOctrooiraad yang berada di Belanda
· Pada tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman yang merupakan perangkat peraturan nasional pertama yang mengatur tentang Paten, yaitu Pengumuman Menteri Kehakiman no. J.S 5/41/4, yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan Paten dalam negeri, dan Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.G 1/2/17 yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan paten luar negeri.
· Pada tanggal 11 Oktober 1961 Pemerintah RI mengundangkan UU No.21 tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan untuk mengganti UU Merek Kolonial Belanda. UU No 21 Tahun 1961 mulai berlaku tanggal 11 November 1961. Penetapan UU Merek ini untuk melindungi masyarakat dari barang-barang tiruan/bajakan.
· 10 Mei 1979 Indonesia meratifikasi Konvensi Paris Paris Convention for the Protection of Industrial Property (Stockholm Revision 1967) berdasarkan keputusan Presiden No. 24 tahun 1979. Partisipasi Indonesia dalam Konvensi Paris saat itu belum penuh karena Indonesia membuat pengecualian (reservasi) terhadap sejumlah ketentuan, yaitu Pasal 1 sampai dengan 12 dan Pasal 28 ayat 1.
· Pada tanggal 12 April 1982 Pemerintah mengesahkan UU No.6 tahun 1982 tentang Hak Cipta untuk menggantikan UU Hak Cipta peninggalan Belanda. Pengesahan UU Hak Cipta tahun 1982 dimaksudkan untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu, seni, dan sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa.
· Tahun 1986 dapat disebut sebagai awal era moderen sistem HKI di tanah air. Pada tanggal 23 Juli 1986 Presiden RI membentuk sebuah tim khusus di bidang HKI melalui keputusan No.34/1986 (Tim ini dikenal dengan tim Keppres 34) Tugas utama Tim Keppres adalah mencakup penyusunan kebijakan nasional di bidang HKI, perancangan peraturan perundang-undangan di bidang HKI dan sosialisasi sistem HKI di kalangan intansi pemerintah terkait, aparat penegak hukum dan masyarakat luas.
· 19 September 1987 Pemerintah RI mengesahkan UU No.7 Tahun 1987 sebagai perubahan atas UU No. 12 Tahun 1982 tentang Hak Cipta.
· Tahun 1988 berdasarkan Keputusan Presiden RI No.32 ditetapkan pembentukan Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek (DJHCPM) untuk mengambil alih fungsi dan tugas Direktorat paten dan Hak Cipta yang merupakan salah satu unit eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan, Departemen Kehakiman.
· Pada tanggal 13 Oktober 1989 Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui RUU tentang Paten yang selanjutnya disahkan menjadi UU No. 6 Tahun 1989 oleh Presiden RI pada tanggal 1 November 1989. UU Paten 1989 mulai berlaku tanggal 1 Agustus 1991.
· 28 Agustus 1992 Pemerintah RI mengesahkan UU No. 19 Tahun 1992 tentang Merek, yang mulai berlaku 1 April 1993. UU ini menggantikan UU Merek tahun 1961.
· Pada tanggal 15 April 1994 Pemerintah RI menandatangani Final Act Embodying the Result of the Uruguay Round of Multilateral Trade Negotiations, yang mencakup Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPS).
· Tahun 1997 Pemerintah RI merevisi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang HKI, yaitu UU Hak Cipta 1987 jo. UU No. 6 tahun 1982, UU Paten 1989 dan UU Merek 1992.
· Akhir tahun 2000, disahkan tiga UU baru dibidang HKI yaitu : (1) UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri, dan UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
· Untuk menyelaraskan dengan Persetujuan TRIPS (Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) pemerintah Indonesia mengesahkan UU No 14 Tahun 2001 tentang Paten, UU No 15 tahun 2001 tentang Merek, Kedua UU ini menggantikan UU yang lama di bidang terkait. Pada pertengahan tahun 2002, disahkan UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang lama dan berlaku efektif satu tahun sejak di undangkannya.
· Pada tahun 2000 pula disahkan UU No 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman dan mulai berlaku efektif sejak tahun 2004.
Ruang Lingkup HKI
Secara garis besar HKI dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Hak Cipta (Copyrights)
2. Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights), yang mencakup :
· Paten (Patent)
· Desain Industri (Industrial Design)
· Merek (Trademark)
· Penanggulangan praktik persaingan curang (repression of unfair competition)
· Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit)
· Rahasia dagang (Trade secret)
· Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety Protection)
Konsultan Hak Kekayaan Intelektual
Adalah orang yang memiliki keahlian di bidang Hak Kekayaan Intelektual dan secara khusus memberikan jasa di bidang pengajuan dan pengurusan permohonan di bidang Hak Kekayaan Intelektual yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dan terdaftar sebagai Konsultan Hak Kekayaan Intelektual di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
Persyaratan Menjadi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual
· Warganegara Indonesia
· Bertempat tinggal tetap di wilayah Republik Indonesia
· Berijazah Sarjana S1
· Menguasai Bahasa Inggris
· Tidak berstatus sebagai pegawai negeri
· Lulus pelatihan Konsultan Hak Kekayaan Intelektual
sumber : id.wikipedia.org
Kamis, 20 Juni 2013
Standar Kualitas, Lingkungan, dan Keselamatan & Kesehatan
Saat melihat lowongan Health, Safety, dan Environment (HSE) di berbagai macam perusahaan seringkali kita melihat persyaratan pemahaman dan pengalaman dalam sistem manajemen ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Bagi yang sudah berpengalaman dan profesional mungkin sudah tidak asing dengan ketiga sistem manajemen tersebut. Namun bagi pelajar / mahasiswa atau freshgraduate mungkin masih agak asing dengan hal tersebut atau masih belum terlalu mendalami atau hanya tahu beberapa dari ketiga sistem manajemen tersebut dan masih bingung apa hubungan ketiga sistem manajamen tersebut satu sama lain.
ISO 9001 = Standar Kualitas / Mutu
Meningkatnya persaingan semakin menyadarkan perusahaan-perusahaan akan mutu. Arti mutu atau kualitas yang semula bersifat netral kini telah mengarah ke positif. Semakin kritisnya pelanggan dalam menyikapi mutu produk semakin meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan mutu. ISO 9001 telah menjadi salah satu persyaratan dalam perdagangan dunia sebagai salah satu wujud jaminan terhadap mutu produk yang dijual, bahkan persyaratan ini telah menjadi persyaratan yang mutlak dari pelanggan negara-negara maju khususnya Amerika, Eropa, Jepang, hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui dunia untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan. Sistem ini besifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk mengarahkan berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan.Suatu lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang dihasilkannya.ISO 9001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan. Pada bidang ekonomi dan ergonomi (teknik industri), sistem manajemen ini banyak ditemui di kuliah total quality management (TQM).
ISO 14001 = Standar Lingkungan
Perkembangan perusahaan dan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi dan industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan. Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban organisasi dan industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. Konservasi lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan, maka berdasarkan kesepakatan international pada tahun 1996 International Organization for Standardization meluncurkan suatu standar untuk mengelola lingkungan secara professional di dalam organisasi dan industri, standar tersebut disebut Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.ISO 14001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan namun tidak “seumum” ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang apa saja. Sistem manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai hubungan yang cukup kuat.
OHSAS 18001 = Standar Keselamatan dan Kesehatan
Perkembangan perusahaan dan industri mempunyai korelasi dengan pekerja, Banyak Industri yang prosesnya berdampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti industri bahan kimia, jasa konstruksi, plastik, besi baja, dsb. Hal tersebut dapat berpengaruh pada meningkatnya biaya pekerja dan berpengaruh pada citra. Sejalan dengan hal ini maka industri-industri yang berdampak bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan kerja nya agar dapat menurunkan dampak. Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industri yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerjanya. Latar belakang inilah yang melandasi pembentukan OHSAS 18001. OHSAS 18001 diakomodasikan untuk pengendalian operasional proses yang aman bagi pekerja.OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.OHSAS 18001 dipelajari di bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah K3 atau sistem keselamatan kerja atau semacamnya.
ISO 9001 = Standar Kualitas / Mutu
Meningkatnya persaingan semakin menyadarkan perusahaan-perusahaan akan mutu. Arti mutu atau kualitas yang semula bersifat netral kini telah mengarah ke positif. Semakin kritisnya pelanggan dalam menyikapi mutu produk semakin meningkatkan kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan mutu. ISO 9001 telah menjadi salah satu persyaratan dalam perdagangan dunia sebagai salah satu wujud jaminan terhadap mutu produk yang dijual, bahkan persyaratan ini telah menjadi persyaratan yang mutlak dari pelanggan negara-negara maju khususnya Amerika, Eropa, Jepang, hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui dunia untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan. Sistem ini besifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk mengarahkan berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan.Suatu lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang dihasilkannya.ISO 9001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan. Pada bidang ekonomi dan ergonomi (teknik industri), sistem manajemen ini banyak ditemui di kuliah total quality management (TQM).
ISO 14001 = Standar Lingkungan
Perkembangan perusahaan dan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi dan industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan. Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban organisasi dan industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat. Konservasi lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan, maka berdasarkan kesepakatan international pada tahun 1996 International Organization for Standardization meluncurkan suatu standar untuk mengelola lingkungan secara professional di dalam organisasi dan industri, standar tersebut disebut Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.ISO 14001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan namun tidak “seumum” ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang apa saja. Sistem manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai hubungan yang cukup kuat.
OHSAS 18001 = Standar Keselamatan dan Kesehatan
Perkembangan perusahaan dan industri mempunyai korelasi dengan pekerja, Banyak Industri yang prosesnya berdampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti industri bahan kimia, jasa konstruksi, plastik, besi baja, dsb. Hal tersebut dapat berpengaruh pada meningkatnya biaya pekerja dan berpengaruh pada citra. Sejalan dengan hal ini maka industri-industri yang berdampak bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan kerja nya agar dapat menurunkan dampak. Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industri yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerjanya. Latar belakang inilah yang melandasi pembentukan OHSAS 18001. OHSAS 18001 diakomodasikan untuk pengendalian operasional proses yang aman bagi pekerja.OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.OHSAS 18001 dipelajari di bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah K3 atau sistem keselamatan kerja atau semacamnya.
Hubungan Kualitas, Lingkungan, dan Keselamatan &Kesehatan
Untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan, adalah penting bagi perusahaan untuk mengelola dan mengendalikan resiko keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan kualitas. Untuk mengelola ketiga hal tersebut (kualitas, lingkungan, dan keselamatan & kesehatan), banyak perusahaan sudah mulai menerapkan manajemen berbagai sistem, termasuk yang telah disebutkan di atas yakni ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk menangani ketiga sistem manajemen tersebut secara terpisah dan untuk memastikan keberpihakan mereka dengan strategi organisasional. Oleh karena itu saat ini banyak yang mengintegrasikan QMS (Quality Management System) dalam hal ini ISO 9001, EMS (Environment Management System) dalam hal ini ISO 14001, dan OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series) dalam hal ini OHSAS 18001 menjadi suatu sistem manajemen terpadu karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut memiliki struktur yang sama dan sistem yang mirip.Sejalan dengan itu banyak perusahaan yang sudah mengintegrasikan bagian-bagian kerja tersebut (bagian kerja kualitas dan bagian kerja keselamatan & kesehatan kerja dan lingkungan hidup atau HSE) menjadi satu bagian yakni QHSE (Quality, Health, Safety, dan Environment). Hal tersebut sangat penting karena operasional yang peduli pada aspek mutu, lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja semakin mendapat perhatian dan sorotan yang serius dari kalangan bisnis. Jika ketiga sistem manajemen tersebut diimplementasikan secara terpisah akan ada banyak duplikasi standar kerja, prosedur dan sistem kerja, dan bisa mengakibatkan biaya tambahan dan bahkan konflik.
Untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan, adalah penting bagi perusahaan untuk mengelola dan mengendalikan resiko keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan kualitas. Untuk mengelola ketiga hal tersebut (kualitas, lingkungan, dan keselamatan & kesehatan), banyak perusahaan sudah mulai menerapkan manajemen berbagai sistem, termasuk yang telah disebutkan di atas yakni ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk menangani ketiga sistem manajemen tersebut secara terpisah dan untuk memastikan keberpihakan mereka dengan strategi organisasional. Oleh karena itu saat ini banyak yang mengintegrasikan QMS (Quality Management System) dalam hal ini ISO 9001, EMS (Environment Management System) dalam hal ini ISO 14001, dan OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series) dalam hal ini OHSAS 18001 menjadi suatu sistem manajemen terpadu karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut memiliki struktur yang sama dan sistem yang mirip.Sejalan dengan itu banyak perusahaan yang sudah mengintegrasikan bagian-bagian kerja tersebut (bagian kerja kualitas dan bagian kerja keselamatan & kesehatan kerja dan lingkungan hidup atau HSE) menjadi satu bagian yakni QHSE (Quality, Health, Safety, dan Environment). Hal tersebut sangat penting karena operasional yang peduli pada aspek mutu, lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja semakin mendapat perhatian dan sorotan yang serius dari kalangan bisnis. Jika ketiga sistem manajemen tersebut diimplementasikan secara terpisah akan ada banyak duplikasi standar kerja, prosedur dan sistem kerja, dan bisa mengakibatkan biaya tambahan dan bahkan konflik.
Rabu, 30 Januari 2013
Pengolahan Limbah Karet
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak
dapat digunakan kembali, apabila limbah ini terlalu banyak dilingkungan maka
akan berdampak pada pencemaran lingkungan dan berdampak pada kesehatan dari
masyarakat sekitar. Limbah dibagi menjadi dua bagian sumber yaitu limbah yang
bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan limbah yang berasal dari
non-domestik (pabrik, industri dan limbah pertanian).Bahan-bahan yang termasuk
dari limbah harus memiliki karakteristik diantaranya adalah mudah meledak,
mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat
korosif dan lain-lain. Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air
meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun.
Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap
sumber daya air, antara lain menurunkan kulitas air. Kondisi ini dapat
menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung
pada sumber daya air.Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan
sumber daya air secara seksama.
Kandungan mikroorganisme dalam air limbah sangat berbeda
tergantung pada lokasi dan waktu, sehingga kebersihan dan kontaminasi air
limbah sangat erat dengan lingkungan sekitar.Untuk mempertahankan hidupnya,
mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya.Adaptasi ini dapat
terjadi secara cepat dan bersifat sementara, ada juga yang bersifat permanen
yang dapat mempengaruhi bentuk morfologi dan fisiologi secara turun
temurun.Oleh karena itu, dalam pembuangan limbah baik yang domestik maupun yang
non-domestik di daerah pemukiman sebaiknya dilakukan penataan ulang lokasi
pembuangan limbah, agar aliran limbah dari masing-masing pemukiman penduduk
dapat terkoordinasi dengan baik, dan tidak menimbulkan penyakit yang meresahkan
kehidupan penduduk sekitar.
Salah satu industri yang erat hubungannya dengan masalah
lingkungan adalah industri karet. Kebutuhan bahan baku karet tersebut dipenuhi
oleh petani karet berupa bahan olah karet berbentuk kepingan atau batangan
balok, dari proses pengolahan karet tersebut menghasilkan limbah cair yang
banyak mengandung senyawa organik. Pengendalian pencemaran yang ditimbulkan
oleh limbah karet perlu mendapat perhatian yang serius untuk dipelajari dan
diteliti agar tingkat pencemaran limbah yang dibuang keperairan berada dibawah
baku mutu lingkungan (BML) yang telah ditetapkan. Hal ini memerlukan penanganan
yang terpadu antara pihak pemerintah, industri dan masyarakat, juga diperlukan
teknologi pengolahan limbah karet yang murah dan mudah dalam penanganannya,
seperti melalui proses aerasi dan koagulasi.
Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan suatu
strategi untuk menghindari timbulnya pencemaran industri melalui pengurangan
timbulan limbah (waste generation) pada setiap tahap dari proses produksi untuk
meminimalkan atau mengeliminasi limbah sebelum segala jenis potensi pencemaran
terbentuk. Istilah-istilah seperti Pencegaha Pencemaran (Pollution Prevention),
Pengurangan pada sumber (Source Reduction), dan Minimasi Limbah (Waste
Minimization) sering disertakan dengan istilah Produksi Bersih (Cleaner
Production). Cleaner Production berfokus pada usaha pencegahan terbentuknya
limbah. Dimana limbah merupakan salah satu indikator inefisiensi, karena itu
usaha pencegahan tersebut harus dilakukan mulai dari awal (Waste avoidance),
pengurangan terbentuknya limbah (waste reduction) dan pemanfaatan limbah yang
terbentuk melalui daur ulang (recycle). Keberhasilan upaya ini akan
menghasilkan pebghematan (saving) yang luar biasa karena penurunan biaya
produksi yang signifikan sehingga pendekatan ini menjadi sumber pendapatan
(revenue generator).
http://dodikfaperta.blogspot.com/2012/02/pengolahan-limbah-karet-di-jember.html
1.2
Perumusan Masalah
Dewasa ini permintaan pasar dunia
terhadap karet terus meningkat setiap tahun.Keadaan ini mendorong Indonesia
untuk terus meningkatkan produktivitas serta kualitas karet yang dihasilkan
sehingga ekspor karet Indonesia dapat bersaing di pasardunia.Selain permintaan
yang menguntungkan industry karet menyumbangkan banyak permasalahn terhadap
lingkungan yang harus diperhatikan, yang terdiri dari limbah padat, cair,
maupun gas.Untuk itu perludiketahui faktor-faktor untuk menyelesaikan
permaasalahan tersebut, sehingga tinggimya produktivitas industri karet sejalan
dengan kebijakan lingkungan yang berlaku.
1.3
Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan dan
pemecahan masalah agar penelitian ini terarah
dan mengenai
sasaran yang dituju, maka dibuat batasan-batasan masalah yatu :
1.
Analisis limbah pada industry karet
2.
Solusi penanganan limbah karet
3.
Peraturan lingkungan
1.4
Tujuan
1. Untuk mengetahui limbah yang dihasilkan industry karet.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghasil
limbah karet dan penanggulangannya.
3. Untuk mensinkronisasikan peraturan
(AMDAL) dengan limbah yang dihasilkan.
1.5 Manfaat
1. Sebagai informasi yang bermanfaat
bagi masyarakat untuk mengetahui cara penanggulangan imbah karet.
2. agar masyarakat mengetahui dampak
dari limbah karet yang berpengaruh terhadap lingkungan.
3. agar masyarakat mengerti akan
peraturan AMDAL sehingga tidak hanya memirkirkan keuntungan semata tetapi juga
memperhatikan kelestarian lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sumber Limbah Industri Karet
Apabila dilihat
dari tahapan poduksi baik dari bahan baku berasal dari lateks dan bahan olahan
karet rakyat (bokar), maka limbah yang terbentuk pada industri karet dapat
berupa limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Kualitas bahan baku
berpengaruhterhadap tingkat kuantitas dan kualitas limbah yang akan terjadi
dengan rincian sebagai berikut :1. makin kotor bahan karet olahan akan mkin
banyak air yang diperlukan untuk proses pembersihannya, sehingga debit limbah
cairpun meningkat.2. makin kotor dan makin tinggi kadar air dari bahan baku
karet olahan, akan makinmudah terjadinya pembusukan, sehingga kuantitas limbah
gas/bau pun meningkat.3. bahan baku karet olahan yang kotor menyebabkan
kuantitas lumpur, tatal dan pasir relatif tinggi.Pembersihan dilakukan melalui
pengecilan ukuran, proses ini juga bertujuan untuk memperbesar luas pemukaan
karet agar waktu pengeringan relatif singkat. Dengandemikian, limbah yang
terbentuk dominan berbentuk limbah cair.Sumber limbah cair dapat dikategorikan
dari proses produksi dengan rinciansebagai berikut:
1. Bahan baku
olahan karet rakyat Bahan baku karet rakyat berbentuk koagulum (bongkahan) yang
telah dibubuhi asamsemut, dan banyak mengandung air dan unsur pengotor dari
karet baik disengaja maupuntidak disegaja oleh kebun rakyat. Sumber limbahnya
antara lain:
a. penyimpanan
koagulum
b. sebelum
produksi terlebih dulu karet disempot air sehingga menghasilkan limbah
c. pencacahan
koagulum lalu di cuci dengan air lagid. proses peremahan dengan hammer mill
juga menghasilkan limbah cair, waaupun jumlahnya relatif kecil2. Bahan baku
berasal dari lateks kebun. Dalam proses produksi untuk meghasilkan karet
digunakan air lebih sedikit, tetapimempunyai bahan kimia didalam air limbahnya.
Sumber limbahnya adalah dari proses pencacahan dan peremahan.Pengaruh tiap
parameter terhadap lingukungan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. BOD
BOD merupakan
salah satu parameter limbah yang ,e,beri gambaran atas tingkat polusiair.
Semakin tinggi nilai BOD menunjukkan makin besar oksigen yang dibutuhkan
olehmikroorganisme merubah organik.Makin tinggi kandungan bahan organik
akanmenyebabkan makn berkurangnya konsentrasi oksigen terlarut di dalam air
yangakhirnya berakibat kematian berbagai biota air.Pengurangan konsentrasi
oksigen terlarutmenyebabkan kondisi aerob bergeser ke kondisi anaerob.
b. COD
COD mirip dengan
BOD, bedanya osigen yang diperlukan merupakan oksigenkimiawi seperti O2 atau
oksidator lainnya untuk mengoksidasi secara kimia bahanorganik menjadi senyawa
lain seperti gas metan, amoniak, dan karbon dioksida. NilaiCOD selalu lebih
tinggi daripada nilai BOD karena hampir seluruh jenis bahan organik dapat
teroksidasi secara kimia termasuk bahan organik yang teroksidasi secara
biologis.
c. Padatan
Terendap
Padatan terendap
menunjukkan jenos padatan yang terkandung di dalam cairan limbahyang mampu
mengendap di dasar cairan secara gravitasi dalam waktu paling lama sekitar 1
jam.
d. Padatan
TersuspensiPadatan tersuspensi adalah padatan yang membentuk suspensi atau
koloid. Secarakasat mata padatan ini terlihat mengapung atau mengambang serta
mengeruhkan air karena berat jenisnya relatif rendah.
e.Padatan
Terlarut
Padatan ini bersama-sama dengan
suspensi koloid tidak dapat dipisahkan secara penyaringan.Pemisahannya hanya
dapat dilakukan dengan proses oksidasi biologis ataukoagulasi kimia.
f. Kandungan
Nitrogen
Bentuk senyawa
nitrogen yang paling umum adlah protein amonia, nitrit dan nitrat.Ketiga jenis
terakhir ini dihasilkan dari perombakan protein, sisa tanaman dan pupuk yang
tersisa di dalam cairan limbah.g. Derajat Keasaman (pH)Suatu cairan dikatan
bersifat normal bila pH = 7 . makin rendah nilai pH artinya air makin bersifat
asam, sebaliknya makin tinggi bersifat basa.
http://www.scribd.com/doc/48564500/Pengelolaan-Limbah-Industri-Karet
2.2.Limbah Yang Dihasilkan
a) Limbah Cair
Limbah cair karet merupakan air sisa produksi dari
pengolahan karet menjadi benang karet dan air dari pembersihan alat/area.
Limbah karet mengandung amoniak dan nitrogen total yang berbahaya apabila
melewati batas standar yang telah ditetapkan sehingga dapat mencemari air
sungai dan lingkungan sekitalnya. Pengolahan limbah cair tersebut dilakukan
dengan menampungnya pada bak penampungan limbah untuk kemudian diendapkan,
dsaring dan sisanya dialirkan ke lingkungan
b)Limbah
Padat
Limbah padat yang dihasilkan berupa busa lateks dan sisa
slab.Limbah padat hasil pengolahan dari IPAL berasal dari proses koagulasi
kimia dengan Ferosulfat dikeringkan di drying bed ditampung di
bak penampung.
2.3 Pengolahan
Air Limbah
Collecting Reservoir
Air buangan yang berasal dari pengolahan benang karet
dialirkan melalui saluran parit ke bak collecting reservoir.Didalam bak
collecting reservoir terdapat 3 sekat atau sisi dimana pada tiap-tiap pintu/
sekat tersebut ada terdapat saringan. Bak ini berguna sebagai bak pengontrol
sludge atau residu asam asetat dan karet sehingga diharapkan waste water yang
akan mengalir keproses selanjutnya terbebas dari sludge dan karet tersebut.
Equalisation Basin
Air buangan dari collecting reservoir dialirkan kedalam bak
Equalisation Basin. Proses ini bertujuan untuk mengurangi atau mengembalikan
variasi – variasi karakteristik air limbah agar segera tercapai kondisi yang
optimum pada proses pengolahan selanjutnya. Dengan adanya bak equalisasi ini
diharapkan debit aliran dan beban pencemaran yang bervariasi dapat diubah
menjadi konstan atau mendekati konstan.
Fungsi bak equalisasi adalah :
-
Meredam
bahan akibat adanya fluktasi bahan organis yang dapat mengganggu proses
biologis aerob.
-
Mengendalikan
pH air limbah.
-
Mengurangi
fluktasi debit air, sehingga bahan homogeny secara merata atau teratur diatur
pengalirannya menuju proses selanjutnya.
-
Mencegah
terjadinya konsentrasi bahan – bahan homogen beracun yang tinggi memasuki unit
pengolahan biologis yang aerobic.
Pada bak equalisasi ini dilakukan aerasi agar terjadinya
homogenitas air limbah serta dapat terjadinya pencapaian Biochemical Oxygen
Demand (BOD) yang diinginkan.
Alkalization Basin
Setelah dari bak equalisasi, air kemudian dipompakan kedalam
bak alkalization basin. Proses alkalisasi ini dilakukan untuk memisahkan logam
berat dari air limbah dengan menaikkan pH asam menjadi basa. Dimana dalam hal
ini air limbah mengandung kadar zink yang tinggi, dan zink merupakan salah satu
jenis logam yang mudah terikat dengan zat – zat lainnya.
Pada bak alkalization ini dilakukan pengandjusan larutan
caustic soda (penambahan NaOH 30%) dan penambahan polielektrolit yang secara
otomatis akan membentuk endapan. Dan yang berupa sludge cair akan dialirkan ke
bak sedimentasi basin.
Sedimentasi Basin
Air buangan yang berasal dari bak alkalization akan
dialirkan kedalam bak sedimentasi. Proses sedimentasi ini bertujuan untuk
mengendapkan fase lumpur yang terdapat pada air limbah sebagai hasil dari proses
alkalisasi. Partikel air harus cukup besar agar dapat diendapkan dalam jangka
waktu tertentu. Kecepatan pengendapan akan berbanding langsung dengan kuadrat
diameter partikel – partikelnya. Jika partikel membentuk aglomerat maka
kecepatan akan bertambah besar.
Bak sedimentasi ini berbentuk spiral atau dapat dikatakan
berbentuk lingkaran yang mempunyai 3 lapisan. Air limbah yang akan diolah akan
masuk kebagian tengah pada bak pengendapan, kemudian dialirkan kebagian bawah
dan kesamping. Pada waktu air mengalir kepermukaan sludge akan jatuh ke dasar
bak secara gravitasi, kemudian air keluar melalui saluran yang dipasang secara
radial.
Lifhting Pump Station
Air limbah dari bak sedimentasi akan dialirkan ke Lifhting
pump station, dimana lifhting pump station ini berfungsi sebagai post sementara
untuk pengumpulan phase cair. Kemudian air akan dimasukkan kedalam neutralisasi
Basin.
Neutralisasi Basin
Bak netralisai dilakukan untuk menetralkan air limbah dari
pH 10 menjadi pH 7 (netral). Pada proses ini dilakukan pengadjusan dengan
menambahkan asam sulfat 30%. Proses netralisasi ini bermanfaatuntuk proses
biologi, dimana diperlukan pH air limbah antara 6 - 8 sehingga tercapainya
kondisi yang optimum.
Bak Aerasi Lagon
Air limbah kemudian dimasukkan ke dalam Bak Aerasi Lagon.
Fungsi dari bak aerasi lagon ini adalah untuk menurunkan kadar COD dan BOD pada
air limbah. Bak aerasi inni terdiri dari 5 lagon, dimana setiap lagon
dilengkapi dengan aerator dengan jumlah yang berbeda.
Adapun
jumlah aerator pada tiap – tiap lagon yaitu :
-
Lagon
I terdapat 105 pcs aerator.
-
Lagon
II terdapat 98 pcs aerator.
-
Lagon
III terdapat 56 pcs aerator.
-
Lagon
IV terdapat 56 pcs aerator.
-
Lagon
V terdapat 56 pcs aerator.
Dalam bak aerasi ini terjadi reaksi penguraian zat organic
yang terkandung di dalam air buangan secara biokimia oleh mikroba yang menjadi
gas karbin monoksida dan sela yang baru. Jumlah mikroorganisme dalam lagon akan
bertambah banyak dengan dihasilkannya sel – sel yang baru.
Air buangan yang berasal dari lagon yang terakhir yaitu
lagon V yang akan dialirkan ke dalam bak clarifier, dimana pada bak ini
terdapat 3 lingkaran. Prinsip kerja dari bak clarifier ini yaitu dengan
menggunakan system spuy. Di dalam clarifier terjadi proses pengendapan, yang dilakukan
untuk memisahkan padatan tepung atau kotoran – kotoran yang mempunyai berat
jenis yang lebih rendah dari sludge akan di kembalikan ke bak equalisasi.
Kemudian air di masukkan ke Post Aeration I dan Post
Aeration II. Dimana pada bak ini terjadi penguraian yang berlangsung dalam
kondisi cukup O2 yang berguna untuk kelangsungan kehidupan mikroorganisme.Dari
Post Aeration air buangan dapat dibuang langsung kebadan sungai, yang tentunya
terlebih dahulu dianalisa di dalam laboratorium.
Thickening Basin
Selanjutnya Sludge phase limbah yang berasal dari bak
sedimentasi akan dimasukkan ke dalam bak thickening.
Diagfragma Pump Station (DPS) dan Filter
Press
Phase sludge kemudian akan di tarik ke dalam Diagfragma Pump
Station, selanjutnya akan dimasukkan ke dalam Filter Press. Filter press
berfungsi untuk mengepress kadar air dalam phase sludge, dan phase sludge dapat
dibuang secara langsung ke lingkungan.
Incenerator
Phase
sludge juga dapat dibakar di Incenerator dengan suhu 800◦C. Dimana dari 100 kg
phase sludge setelah dibakar di incinerator akan berukuran menjadi 30 kg,
dengan kata lain mengurangi phase sludge sebanyak 70%.
http://rhiyanthepioners.blogspot.com/2012/01/desain-ipal-industri-karet.html
2.4. PERATURAN dan AMDAL
1) UULH Nomor 4 Tahun 1982 itu dapatdiuraikan sebagai berikut :
a. bahwa lingkungan hidup sebagai konsep kewilayahan.
b. wawasan tentang hubungan manusia dengan lingkungan hidup. Kedua hal inimenimbulkan implikasi dan konsekuensi yang dijabarkan dalam azas-azas yangdianut yaitu :
a. Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
b. Pelestariankemampuan lingkungan hidup.
c. Penguasaan sumber daya alam oleh negara.
d.Keterpaduan dalam penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup.
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/01/pengertian-lingkungan-hidup-menurut.html
1) Pasal 6 ayat (1) Undang-undang No.23 tahun 1997.
Setiap kegiatan industri harus berupaya untuk secara konsisten melaksanakan setiap kewajibannya dalam pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dipersyaratkan dalam setiap izin yang dimilikinya, maupun persyaratan lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.Sebagai bentuk upaya pengelolaan lingkungan sebelum melakukan kegiatan usaha setiap industri wajib untuk mambuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) atau UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.17 thn 2001 ttg Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan yg Wajib Dilengkapi AMDAL, jo. PP No.27 tahun 1999 dan Kepmen LH No.12/MENLH/3/1994 ttg Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
http://umum.kompasiana.com/2009/06/20/amdal-dan-pengelolaan-lingkungan-di-indonesia-7388.html
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Pengolahan
limbah dapat dikelompokkan kedalam pengolahan dari sumbernyayang disebut
sebagai proses produksi bersih, dan pengelolaan saat limbah tersebut keluar
dari proses produksi. Pengolahan limbah pendahuluan bertujuan untuk memisahkan
zatatau unsur padatan kasar yang ada dalam air limbah dengan cara penyaringan
untuk meminimalisasi gangguan dalam proses pengolahan limbah berikutnya
Teknik
pengelolaan air limbah secara efektif dan efisien serta berkesinambunganharus
dilaksanakan dalam melakukan pengkajian dan inovasi penerapan teknologi
produksi bersih, untuk mendukung terwujudnya undustri karet yang berdaya saing
tinggidan berwawasan lingkungan.
SARAN
Sebaiknya parameter-parameter yang
digunakan dalam pengendalian limbah insdustri karet lebih lengkap, agar
diperoleh hasil pengolahan yang sesuai dengan kepentingan umum dan keseimbangan
dengan memperhatikan pihak industry.
Referensi
1. http://dodikfaperta.blogspot.com/2012/02/pengolahan-limbah-karet-di-jember.html
2. http://www.scribd.com/doc/48564500/Pengelolaan-Limbah-Industri-Karet
3. http://rhiyanthepioners.blogspot.com/2012/01/desain-ipal-industri-karet.html
4. http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/01/pengertian-lingkungan-hidup-menurut.html
5. http://umum.kompasiana.com/2009/06/20/amdal-dan-pengelolaan-lingkungan-di-indonesia-7388.html
Langganan:
Postingan (Atom)